jooneechees.com – Kalau kamu pernah berkunjung ke Solo pasti tidak asing dengan kuliner khas Solo yang bernama cabuk rambak. Walaupun namanya masih cabuk rambak, kuliner tersebut ternyata menggunakan kerupuk dari nasi yang bernama karak, rambak sendiri merupakan salah satu kerupuk yang terbuat dari kulit sapi. Alasan mengganti bahan baku tersebut karena memiliki harga yang cukup mahal, tidak hanya cabuk rambak lima kuliner ini juga menggantikan bahan baku dengan alasan bukan karena bahan bakunya mahal, namun agar dapat menghargai antar sesama, berikut ini kuliner tradisional simbol toleransi, sudah tahu?
Kuliner Tradisional Simbol Toleransi yang Perlu Kamu Coba

Mungkin kamu sudah tidak asing dengan nama minuman ini, bir pletok sendiri merupakan salah satu budaya yang dibawa oleh penjajah Belanda pada masa kolonial. Hal tersebut diketahui oleh masyarakat pribumi, khususnya masyarakat Betawi yang menduduki daerah Jakarta, tapi sayangnya bir yang diminum oleh para kompeni memiliki kandungan alkohol.
Sehingga membuat warga Betawi tidak dapat ikut merasakannya, alhasil masyarakat Betawi membuat inovasi minuman yang tampilannya mirip dengan bir, namun tidak memiliki kandungan alkohol, yaitu jadilah bir pletok ini. Bir tersebut terbuat dari berbagai rempah-rempah dan bir ini tidak hanya sekedar minuman, karena bahan baku yang digunakan memiliki banyak manfaat baik untuk tubuh dan rasanya enak banget.

Yang selanjutnya yaitu soto kudus, hidangan ini sendiri memiliki keunikan tersendiri pada bumbu yang digunakan, makanan berkuah rempah ini dilengkapi dengan daging ayam atau daging sapi dan dapat disesuaikan juga dengan selera kamu.
Di Kudus sendiri, soto ini dapat kamu jumpai dengan isian daging kerbau, awalnya soto kudus memang dibuat dari daging kerbau, hal ini sebagai bentuk penghormatan untuk masyarakat Kudus yang dulunya mayoritas warganya memeluk agama Hindu. Kamu sudah pernah mencoba hidangan yang satu ini?

Makanan yang selanjutnya yaitu lumpia, mungkin makanan ini tampak biasa saja, tapi di balik itu ternyata lumpia merupakan salah satu hidangan yang jadi simbol toleransi. Lumpia sendiri merupakan salah satu hidangan khas Semarang yang mana diperkenalkan oleh perantau asal Tiongkok. Tadinya isi lumpia identik dengan daging babi, namun setelah pencetus lumpia memutuskan untuk menikah dengan perempuan Jawa.
Namun pada akhirnya, mereka mengkreasikan lumpia dengan isian lain seperti udang, ayam, hingga rebut. Hal ini dilakukan agar masyarakat yang beragama muslim dapat mencicipi kudaan ini dan masyarakat lain yang tidak dapat mengkonsumsi babi juga bisa merasakan nikmatnya lumpia. Sampai saat ini Semarang dikenal dengan oleh-oleh khasnya yaitu lumpia, dan kini semakin banyak variasi yang ditawarkan.

Siapa pecinta sate maranggi? Pastinya sudah tahu betapa lezat hidangan yang satu ini, sate maranggi sendiri merupakan salah satu hidangan khas Purwakarta yang masuk ke dalam bagian makanan Indonesia hasil asimilasi dari budaya Tiongkok. Bahkan sampai saat ini sate masih bertahan dengan konsep tiga potong daging pada satu tusukannya.
Kamu harus tahu, bahwa hal tersebut memiliki makna tersendiri dan ternyata mengandung filosofis tersendiri yang mungkin kebanyakan orang belum mengetahuinya. Walaupun begitu, ada perubahan yang terletak dari bahan baku, sate maranggi awalnya dibuat dari daging babi, karena penduduk setempat umumnya beragama muslim, sehingga makanan ini diganti menjadi daging sapi. Bagi pecinta kuliner sate, sudah pernah mencicipi hidangan yang satu ini belum?

Masih dari hidangan berbahan dasar daging, Empal Gentong juga merupakan salah satu hidangan yang jadi simbol toleransi. Siapa disini yang suka dengan empal gentong? Tahukah kamu, dibalik kelezatan empal gentong khas Cirebon ini, ternyata hidangan ini sudah ada sejak zaman para wali alias Wali Songo, dahulunya makanan yang hidangkan dengan santan kaya rempah ini dibuat dari daging kerbau.
Alasannya karena mayoritas warga Cirebon pada zaman dahulu memeluk agama Hindu dan tidak mengkonsumsi daging sapi. Racikan empal gentong ini disempurnakan dengan daging kerbau, walaupun kini sudah dapat dijumpai makananan yang terbuat dari daging sapi. Ternyata ada cukup banyak kuliner tradisional simbol toleransi yang mungkin selama ini kamu belum mengetahuinya, toleransi memang bisa dilakukan dalam bentuk apapun. Salah satunya dalam bentuk kuliner seperti ini, dari sekian banyak hidangan di atas, mana yang jadi favorit kamu?