jooneechees.com – Ada berbagai jenis dango khas Jepang yang wajib kamu coba ketika sedang berkunjung ke Jepang. Dango sendiri merupakan salah satu makanan manis dari Jepang yang sangat populer, dango dan mochi ini memiliki kesamaan seperti penggunaan bahan berupa tepung beras. Tapi mereka memiliki perbedaan, yaitu dango biasanya disajikan dengan berbagai bahan, atau ditusuk seperti sate, ditaburi anko atau disiram dengan saus manis. Dango sendiri ternyata sudah ada sejak periode Jomon yang sering dinikmati bersama dengan teh hijau oleh masyarakat Jepang pada zaman dahulu, berikut ini ada berbagai jenis yang wajib kamu cicipi.
Berbagai Jenis Dango Khas Jepang Paling Lezat, Kenyal Dan Nagih

Jenis dango yang pertama yaitu Sasa Dango, jenis dango yang satu ini menjadi salah satu dango yang paling unik karena dibungkus menggunakan daun bambu. Jenis dango yang satu ini terbuat dari beras ketan yang ditumbuk menjadi kue beras kemudian diberi perisa dari mugwort dan diisi dengan pasta kacang merah. Nama sasa sendiri merujuk pada daun bambu yang digunakan untuk membungkus jenis dango yang satu ini, pada zaman dahulu, sasa dango ini akan dibuat ketika sedang ada festival Tango no sekku pada tanggal 5 Mei, namun kini sasa dango bisa dinikmati kapan saja. Pastikan kamu tidak melewatkan makanan manis yang satu ini ketika sedang berkunjung ke Jepang.

Jenis dango khas Jepang yang selanjutnya yaitu Urako Dango, makanan manis yang satu ini sendiri berasal dari kota Fukugawa dan cukup sering dikenal sebagai dango sisik ikan. Disebut seperti itu karena urako dango ini dipotong dengan bentuk segitiga yang dipotong langsung menggunakan pisau bergerigi hingga terlihat seperti sisik ikan. Bahan yang digunakan untuk membuat makanan manis yang satu ini juga terbilang cukup simple, kamu hanya perlu tepung beras dan gula, ketika bahan tersebut akan dicampurkan kemudian dikukus hingga matang baru dipotong-potong , biasanya akan diberikan pewarna agar semakin cantik.

Yang selanjutnya yaitu Hanami Dango, makanan yang satu ini juga cukup populer di Jepang, dan sepertinya hanami dango menjadi salah satu jenis dango yang paling banyak kenal. Nama hanami sendiri diambil dari tradisi populer Jepang yaitu melihat bunga yang sudah dilakukan sejak tahun 700-an pada periode Nara, dango yang satu ini merupakan mochi manis yang ditusuk dengan tusuk sat kemudian dibuat dalam berbagai warna yang sangat cantik. Setiap dango dari hanami dango ini memiliki arti masing-masing, untuk yang warna pink sendir memiliki arti bunga sakura, putih melambangkan sisa salju pada musim dingin dan hijau melambangkan warna rumput di musim semi yang sangat indah dan enak dipandang.

Jenis dango khas Jepang yang selanjutnya yaitu Ikinari Dango, nama dari jenis dango yang satu ini bisa dibilang dango instan karena memang pembuatannya yang sangat mudah dan cepat. Untuk membuat makanan manis yang satu ini kamu hanya membutuhkan 3 bahan saja, bahan tersebut yaitu kentang manis, pasta kacang merah dan adonan mochi, setelah sisian dibungkus dengan adonan mochi barulah dikukus dan disajikan selagi panas. Ikinari dango biasanya hanya disajikan pada acara tertentu saja, tapi juga sering dinikmati sebagai dessert sehari-hari, penasaran ingin tahu rasanya? Kamu bisa coba buat sendiri dirumah.

Bocchan Dango merupakan salah satu jenis dango yang sangat populer berkat karakter dalam novel yang menyukai dessert yang satu ini. Karena latar dari novel tersebut berada di Kota Matsuyama maka kota ini menjadi ikonik dengan bocchan dango, makan ini terdiri dari bola-bola mochi yang ditusuk seperti sate, kemudian memiliki banyak warna yang menarik. Warna merah dibuat dengan pasta kacang merah, sedang kuning dari telur, dan warna hijau sendiri berasal dari teh hijau.

Jenis dango khas Jepang yang selanjutnya yaitu Goma Dango yang sekilas mirip dengan onde-onde khas Indonesia. Goma dango atau yang dikenal dengan nama bola wijen ini terbuat dari tepung beras dan pasta kacang merah untuk isiannya, goma dango memiliki bagian luar yang terbilang sangat crispy karena digoreng dengan temperatur yang berbeda. Ketika sedang digoreng, biji wijen yang menempel pada adonan ini tidak boleh sampai gosong, dessert ini paling sering dinikmati ketika musim panas.